Mengapa Hidup Tidak Selalu Balance Kayak Laporan Keuangan?

Hidup bisa jadi nggak seimbang, tapi Laporan Keuangan kudu seimbang - Kenapa? yuk kita bahas.

Balance itu istilah bahasa inggris ya guys, kalu bahasa indonesianya itu artinya “seimbang”.
Sebetulnya apa sih keseimbangan itu?

Karena penasaran, gue nanya chatGPT, pertama-tama gue nyari tahu, sebetulnya seimbang itu kayak gimana sih?
Kira-kira beberapa poin singkatnya seperti ini guys:

  • Taoisme bicara yin-yang: terang dan gelap saling melengkapi.
  • Aristoteles menyebut kebajikan ada di tengah, bukan di ekstrem.
  • Kita sehari-hari juga begitu: kerja butuh istirahat, gaji butuh tabungan, bahkan diet pun butuh cheat day.

Masalahnya, hidup jarang benar-benar seimbang. sama kayak mainan jungkat-jungkit yang ditaman tuh, kalau dalam posisi diam, kagak dimaenin, pasti papan jungkat-jungkitnya miring, kayaknya kagak ada yang horizontal sempurna. ๐Ÿค”


Keseimbangan Laporan Keuangan

Kalau hidup jarang ada yang seimbang, laporan keuangan justru nggak boleh tidak seimbang.
Alasan utamanya karena aktivitas yang dilaporkan oleh si laporan keuangan itu selalu melibatkan dua sisi kepentingan yang berbeda, kadang mereka berlawanan, kadang mereka sejalan di dalam menyusuri bahtera rumah tangga..(apaan sih?? ๐Ÿ˜’)

Dua sisi itu disebut “Transaksi”. Ada sisi pemberi ada sisi penerima, ada sisi yang dapet duit, ada sisi yang ngeluarin duit. intinya Dua sisi. Mungkin karena itu kali ya disebut “Double Entry
(ngarang aja lu! ๐Ÿ˜’). Tapi, kalau transaksi yang dua sisi itu jadi satu, maka bisa kita sebut sebagai “koalisi” ๐Ÿ˜๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ

Karena dua sisi itu yang mungkin melahirkan konsep “Double Entry“, maka dirumuskan lah oleh para ahli, pakar, ilmuwan, setiawan (loh?), menjadi formula berikut:

Aset = Liabilitas + Ekuitas

Artinya, semua yang diakui di sisi yang satu, harus seimbang dengan sisi yang lainnya, atau bisa dikatakan istilah bahasa Inggrisnya Equal, sehingga semua transaksi tercatat dan saling menutup.
Kalau masih ada transaksi yang kebuka, maka koalisi mau tidak mau harus rekonsiliasi. (apaan sih? ๐Ÿ˜’)

Bayangkan kalau ada aset nangkring di sebelah kiri tanda sama dengan berdasarkan formula diatas gentayangan tanpa teman. Bisa jadi nih, PPATK kasih peringatan dan sebar informasi aset lu ke kejaksaan, kepolisian, atau KPK. Horor nggak tuh? (apaan sih? ๐Ÿ˜’)

Namun, karena konsep akuntansi umumnya menganut prinsip akrual atau kadang ngakuin dulu sebelum dibuktiin, sering terjadi di akhir periode saldonya nggak seimbang, misalnya rekening koran dengan catatan buku kita. Hal ini bisa terjadi karena:

  • Salah catat,
  • Salah klasifikasi,
  • Perbedaan waktu pencatatan antara bank dan buku perusahaan
  • Atau yang lebih gawat: manipulasi ๐Ÿ˜ฐ.

Kalau hidup tidak seimbang, kita bisa โ€œhealingโ€ ke pantai. Kalau laporan keuangan tidak seimbang, kadang kita akan milih baeknya “ngilang” daripada “nge-healing” ๐Ÿ™ƒ. Tiba-tiba udah di Luar Negeri dengan alasan berobat. (loh?)


Emang Kenapa Kalau Laporan Keuangan Seimbang?

Ada yang nanya ke gue, emang kalau laporan keuangan seimbang, dampaknya apa sih ke gue? itu kan urusan lo dan kerjaan lo! DL! (Derita Lo!). mmmmh..disitu kadang gue ngerasa hidup ini nggak adil, kalau adil maka artinya gue udah nggak hidup (loh?)

Jadi pertanyaan itu ada benarnya sih ya, jadi bikin otak gue yang standar ini mikir lebih dalam, nyelem sampek Cikampek. (apaan sih? ๐Ÿ˜’)
Setelah gue ambil secangkir kopi dan sehelai rambut (eh…), sehelai roti tawar maksudnya..
Gue akhirnya sadar, kalau kopi tanpa gula itu pahit, tapi roti tawar tanpa gula tidak pahit.๐Ÿ˜

Pandangan Overthinking – BPJS

Gue coba kasih pandangan secara overthinking nggak jelas ya guys..
Bisa jadi nih, kalau Laporan Keuangan (LK) gue nggak seimbang, gue bakal pulang telat buat nyelesaiin tuh LK dan harus lembur.
Terus karena harus lembur, kesehatan gue berisiko, yang akhirnya beneran gue sakit minggu depannya.
Gue berobat pakai BPJS, duit BPJS keluar dong ya?

Kalau seandainya di saat yang sama, nggak hanya gue nih, tapi kawan-kawan gue yang lain juga sakit karena lembur nih, terus nguras duit BPJS, tapi di saat yang sama, imbal hasil si BPJS lagi nggak baek-baek aja.
Ngutang dong dia ya? kesulitan keuangan dong ya? yang nolong? Pemerintah kali ya? terus dari mana duit pemerintah? dari Penghasilan lo dan gue yang dipotong pajak itu bukan ya? (ah..masak iya? ๐Ÿง)

Namanya juga overthinking, bisa benar, bisa enggak.
Kebanyakan overthinking kadang emang bisa ngilangin kesempatan buat kewarasan ngambil posisi tertinggi di hidup gue. Untuk itu, gue butuh yang namanya “Data”.
Oh iya, sebagai informasi, Telkom Indonesia itu ternyata punya bisnis Big Data guys.

Snapshot Segmen Operasi Telkom Indonesia Jun-25
Snapshot list entitas anak telkom indonesia Jun-25

Manfaat Laen Yang Mungkin – Simpulan๐Ÿ‘‡

Jadi, intinya adalah: Laporan Keuangan seimbang itu wajib hukumnya, debit harus sama dengan kredit.
Selain karena alasan overthinking tadi, bisa juga ada alasan lain.
Misalnya kalau Laporan Keuangan nggak seimbang, tetapi deadline rilis sudah mepet, maka biasanya banyak angka yang disesuaikan ke akun lain-lain, yang bisa sedikit mengurangi keandalan laporan keuangan, hal ini diperbolehkan, karena ada salah satu prinsip di akuntansi yang berkaitan tentang penilaian materialitas.

Sehingga, dengan kata lain, LK yang seimbang juga dapat berdampak ke hal berikut:

  • Transparansi & Kepercayaan โ†’ Investor dan kreditor bisa yakin bahwa data yang dipakai benar.
  • Stabilitas Sistem Keuangan โ†’ Neraca yang sehat mencegah krisis kepercayaan.
  • Efisiensi Alokasi Sumber Daya โ†’ Dengan catatan jelas, keputusan bisnis lebih tepat, pertumbuhan ekonomi lebih terarah.

๐Ÿ‘‰Bagaimana menurut lo? kasih gue tendangan tanpa bayangan di kolom komentar ye. ๐Ÿ˜Š

Satu Tanya Kecil – Satu Ide Besar
We are many, We are one, We are Kamar Hitam


Ceritakan Bersama Kamar Hitam

1. Pembukuan Usaha Mikro, Kecil, Menengah
2. Mixing dan Mastering untuk Demo Lagu
3. Konsultasi Manajemen

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *